Dendeng Ragi Thothok 150 gram dari Sekarindo Djaya

Kenangan di Meja Makan Kampung Laut
Dulu, setiap kali pulang ke Kampung Laut, aku selalu menantikan satu hal: makan bersama keluarga besar. Di atas meja kayu tua yang penuh kehangatan, selalu ada sepiring sambal petis udang dan Dendeng Ragi Thothok buatan nenek.
Rasanya unik, perpaduan pedas, gurih, dan aroma khas udang yang menggoda. Setiap suapan nasi hangat dengan sambal dan demdemh itu seperti membawa kenangan masa kecil kembali – suara tawa keluarga, angin sepoi-sepoi dari hamparan sungai, dan cerita panjang yang tak pernah habis.
Setelah nenek tiada, aku pikir rasa itu akan ikut menghilang. Tapi ternyata, resep turun-temurun yang nenek ajarkan kepada ibu, lalu kepadaku, masih menjaga rasa itu tetap hidup. Sekarang, aku membuatnya bukan hanya untuk keluargaku, tapi juga untuk siapa saja yang ingin merasakan hangatnya keakraban Kampung Laut.
Saat aku melihat keluarga lain menikmati sambal dan dendeng ini, aku tahu rasa yang pernah menyatukan keluargaku kini bisa jadi bagian dari cerita mereka. Sebab, setiap sendok sambal dan dendeng ini bukan hanya soal rasa, tapi kenangan yang diceritakannya.